Jumat, 14 Oktober 2011
Kamis, 13 Oktober 2011
Memacu Adrenalin di atas Papan Skateboards
Sekelompok anak muda dengan gaya celana melorot dan topi miring memasuki halaman distribution store atau Distro 18th Park di Jalan LL RE Martadinata Nomor 18, Bandung, Kamis (25/10) malam. Para pemain skateboard, yang lebih dikenal dengan istilah skater atau rider, ini membawa ransel dan menenteng papan selancar.
Sebagian memeriksa papan selancarnya. Ada juga yang memperbaiki tali sepatu sembari memerhatikan beberapa skater yang lebih dulu menunjukkan kebolehannya.
Tanpa canggung mereka bergabung dengan skater lain melintasi track lompatan (ramp) dan landaian bergantian. Sesekali para skater bersorak kagum saat ada yang berhasil membuat gerakan-gerakan sulit, seperti ollie front side atau manuver di landaian. "Anjir, alus pisan euy!" teriak seorang skater melihat aksi temannya.
Bagi para skater, olahraga skateboard merupakan salah satu cara untuk menunjukkan identitas diri sekaligus gengsi. Olahraga yang digemari para remaja dan anak muda ini menjadi salah satu ukuran keberanian mereka. Tentu saja keberanian itu diimbangi dengan kematangan kemampuan secara teknis.
"Kalau hanya mengandalkan keberanian, bisa berbahaya karena olahraga ini amat berisiko,: kata Norman Genta (20), skater yang menjuarai kompetisi skateboarding yang diadakan Indonesian
Skateboarding Association (ISA) di Manado belum lama ini. ISA merupakan wadah bagi para skater.
Genta menceritakan, ia tertarik dengan skateboarding sejak tujuh tahun lalu. Awalnya hanya menikmati skateboarding dari video game, sejenis Tony Hawk's Pro Skater, yang menjadikan Tony-legenda hidup skater dunia-sebagai tokoh utama. Lambat laun ia mulai mencoba segala trik yang dilakukan Tony di dunia nyata. "Kalau adrenalin memuncak dan berhasil landing dengan bagus, rasanya puas. Apalagi kalau ada yang nyorakin," ujarnya bangga.
Dapat sponsor
Tidak percuma Genta menggeluti olahraga yang tergolong ekstrem ini. Sebagai salah satu skater amatir berbakat yang memenangi berbagai kompetisi skateboarding, dia mendapat dua sponsor, yakni Heaven dan Volcom, distro yang menyediakan berbagai peralatan skateboarding.
Para skater yang mampu membuat sponsor jatuh hati akan mendapat berbagai fasilitas bergengsi. "Setiap bulan saya mendapat uang jajan. Setiap kali ada produk baru, saya diberi gratis. Papan selancar berikut kebutuhan lain sebagai skater pun ditanggung sponsor," kata Genta.
Dangos (26), rekan Genta, menceritakan, meskipun jumlah uang jajan dan fasilitas lain tidak terlalu besar, cara mendapatkannya yang menjadi kebanggaan. Uang jajan yang didapatkan seorang skater dari sponsor tidak lebih dari Rp 800.000 per bulan. Padahal, kebutuhan mereka bisa mencapai jutaan rupiah sebulan.
Gengsi dan kebanggaan itulah yang memicu skater-skater pemula mengikuti jejak seniornya. "Kami yang masih muda-muda ini sejak dulu ngiri dengan para senior, terutama yang sudah melegenda," kata Dangos.
Olahraga yang memicu adrenalin ini telah mengalami metamorfosis menjadi gaya hidup. Seorang skater sejati dapat dengan mudah dikenali dari cara berpakaian hingga selera musiknya. Di Bandung mereka tidak sulit ditemukan, yaitu di antara deretan distro atau anggota band. Mereka biasanya memakai celana dalam boxer dibalut celana panjang gaya hypster, dipadu kaus oblong, dan topi miring khas penyanyi rap. "Gaya para skater ini terus berevolusi sesuai tren yang berlaku," kata Ketua Umum ISA Charlie Hobbies.
Akan tetapi, belakangan ini sulit dibedakan antara skater sejati dan penyuka gaya busana skater. Pakaian ala skater telah menjadi tren. Tidak sedikit toko ataupun distro yang menjual pakaian berikut atribut berbau skateboarding dengan harga terjangkau.
Skater yang sesungguhnya adalah mereka yang kerap latihan di arena khusus skateboarding. Tempat ini antara lain ada di 18th Park, Gedung Sekolah Tinggi Bahasa Asing, dan Buqit Skatepark di Gegerkalong, Bandung. Ada juga tempat-tempat yang digunakan latihan skateboarding secara temporer, seperti Lapangan Tegallega, Gedung Sate, dan beberapa bagian jalan raya.
Charlie mengatakan, jumlah skater di Kota Bandung mencapai 1.000 orang, terdiri dari skater pemula dan amatir. Skater pemula berusia 12-24 tahun, sementara amatir 19-30 tahun. "Sebagian besar skater adalah pemain band yang ingin menyalurkan emosi dan bakatnya. Skateboarding menjadi pilihan karena dianggap ekstrem dan independen," kata Charlie.
Skateboarding awalnya lahir di California, AS, pada era 1950-an. Olahraga ekstrem yang juga disebut pertunjukan seni ini mulai merambah Indonesia pada 1975-an. Tahun 1984-2000 masa kejayaan skateboarding. Saat itu banyak anak muda memainkan olahraga ini. "Setelah sepi, tahun 2002 kembali ramai sampai sekarang," kata Charlie.
Sebagian memeriksa papan selancarnya. Ada juga yang memperbaiki tali sepatu sembari memerhatikan beberapa skater yang lebih dulu menunjukkan kebolehannya.
Tanpa canggung mereka bergabung dengan skater lain melintasi track lompatan (ramp) dan landaian bergantian. Sesekali para skater bersorak kagum saat ada yang berhasil membuat gerakan-gerakan sulit, seperti ollie front side atau manuver di landaian. "Anjir, alus pisan euy!" teriak seorang skater melihat aksi temannya.
Bagi para skater, olahraga skateboard merupakan salah satu cara untuk menunjukkan identitas diri sekaligus gengsi. Olahraga yang digemari para remaja dan anak muda ini menjadi salah satu ukuran keberanian mereka. Tentu saja keberanian itu diimbangi dengan kematangan kemampuan secara teknis.
"Kalau hanya mengandalkan keberanian, bisa berbahaya karena olahraga ini amat berisiko,: kata Norman Genta (20), skater yang menjuarai kompetisi skateboarding yang diadakan Indonesian
Skateboarding Association (ISA) di Manado belum lama ini. ISA merupakan wadah bagi para skater.
Genta menceritakan, ia tertarik dengan skateboarding sejak tujuh tahun lalu. Awalnya hanya menikmati skateboarding dari video game, sejenis Tony Hawk's Pro Skater, yang menjadikan Tony-legenda hidup skater dunia-sebagai tokoh utama. Lambat laun ia mulai mencoba segala trik yang dilakukan Tony di dunia nyata. "Kalau adrenalin memuncak dan berhasil landing dengan bagus, rasanya puas. Apalagi kalau ada yang nyorakin," ujarnya bangga.
Dapat sponsor
Tidak percuma Genta menggeluti olahraga yang tergolong ekstrem ini. Sebagai salah satu skater amatir berbakat yang memenangi berbagai kompetisi skateboarding, dia mendapat dua sponsor, yakni Heaven dan Volcom, distro yang menyediakan berbagai peralatan skateboarding.
Para skater yang mampu membuat sponsor jatuh hati akan mendapat berbagai fasilitas bergengsi. "Setiap bulan saya mendapat uang jajan. Setiap kali ada produk baru, saya diberi gratis. Papan selancar berikut kebutuhan lain sebagai skater pun ditanggung sponsor," kata Genta.
Dangos (26), rekan Genta, menceritakan, meskipun jumlah uang jajan dan fasilitas lain tidak terlalu besar, cara mendapatkannya yang menjadi kebanggaan. Uang jajan yang didapatkan seorang skater dari sponsor tidak lebih dari Rp 800.000 per bulan. Padahal, kebutuhan mereka bisa mencapai jutaan rupiah sebulan.
Gengsi dan kebanggaan itulah yang memicu skater-skater pemula mengikuti jejak seniornya. "Kami yang masih muda-muda ini sejak dulu ngiri dengan para senior, terutama yang sudah melegenda," kata Dangos.
Olahraga yang memicu adrenalin ini telah mengalami metamorfosis menjadi gaya hidup. Seorang skater sejati dapat dengan mudah dikenali dari cara berpakaian hingga selera musiknya. Di Bandung mereka tidak sulit ditemukan, yaitu di antara deretan distro atau anggota band. Mereka biasanya memakai celana dalam boxer dibalut celana panjang gaya hypster, dipadu kaus oblong, dan topi miring khas penyanyi rap. "Gaya para skater ini terus berevolusi sesuai tren yang berlaku," kata Ketua Umum ISA Charlie Hobbies.
Akan tetapi, belakangan ini sulit dibedakan antara skater sejati dan penyuka gaya busana skater. Pakaian ala skater telah menjadi tren. Tidak sedikit toko ataupun distro yang menjual pakaian berikut atribut berbau skateboarding dengan harga terjangkau.
Skater yang sesungguhnya adalah mereka yang kerap latihan di arena khusus skateboarding. Tempat ini antara lain ada di 18th Park, Gedung Sekolah Tinggi Bahasa Asing, dan Buqit Skatepark di Gegerkalong, Bandung. Ada juga tempat-tempat yang digunakan latihan skateboarding secara temporer, seperti Lapangan Tegallega, Gedung Sate, dan beberapa bagian jalan raya.
Charlie mengatakan, jumlah skater di Kota Bandung mencapai 1.000 orang, terdiri dari skater pemula dan amatir. Skater pemula berusia 12-24 tahun, sementara amatir 19-30 tahun. "Sebagian besar skater adalah pemain band yang ingin menyalurkan emosi dan bakatnya. Skateboarding menjadi pilihan karena dianggap ekstrem dan independen," kata Charlie.
Skateboarding awalnya lahir di California, AS, pada era 1950-an. Olahraga ekstrem yang juga disebut pertunjukan seni ini mulai merambah Indonesia pada 1975-an. Tahun 1984-2000 masa kejayaan skateboarding. Saat itu banyak anak muda memainkan olahraga ini. "Setelah sepi, tahun 2002 kembali ramai sampai sekarang," kata Charlie.
sejarah terbentuk nya band paramore
Paramore merupakan sebuah grup musik asal Amerika Serikat yang dibentuk pada tahun 2004. Grup musik ini bermarkas di Franklin, Tennessee. Anggotanya berjumlah 4 orang yaitu Hayley Williams, Josh Farro, Jeremy Davis, dan Zac Farro. Album pertamanya ialah All We Know Is Failling dirilis pada tahun 2005.
Pada usia 13 tahun, Williams(vokalis) pindah dari kota kelahirannya Meridian, Mississippi ke Tennessee, di mana ia bertemu 2 bersaudara, Josh dan Zac Farro. Sebelum membentuk Paramore, Williams dan bassist Jeremy Davis ambil bagian dalam band beraliran punk bernama Factory. Sedangkan Farro bersaudara telah sering berlatih band bersama stelah lulus sekolah. Para anggota Paramore sebelum membentuk band ini merasa gelisah karena adany Williams, ditakutkan band ini menjadi berimage cewek, namun karena mereka berteman baik, pikiran itu pun hilang.
Band ini resmi dibentuk oleh Josh Farro (lead guitar / vokal latar), Zac Farro (drum), Jeremy Davis (bas gitar) dan Hayley Williams (lead vocals) pada tahun 2004, dengan penambahan adanya penambahan dengan masuknya tetangga Williams, Jason Bynum (rhythm guitar). Menurut Williams, nama "Paramore" berasal dari nama ibu dari salah satu pemain bass pertama mereka. Setelah band ini belajar makna dari huruf sebunyi paramour ("secret lover"), mereka memutuskan untuk mengadopsi nama, menggunakan ejaan Paramore. Lagu “Conspiracy” merupakan lagu pertama yang mereka tulis bersama-sama, dimasukkan pada album pertama mereka. Jimmy Eat World dan Sunny Day Real Estate dianggap sebagai dua band berpengaruh pada mereka. Selama tahun-tahun berikutnya, Paramore melakukan tour di berbagai tempat di luar daerah Nashville, termasuk festival konser Purple Door dan Warped Tour. John Janick, CEO dan pendiri label musik Fueled by Ramen, memegang demo lagu band Paramore dan pergi ke sebuah tempat bernama Taste of Chaos terdapat di Orlando, Florida untuk melihat band tampil langsung. Setelah hanya tampil di sebuah gudang, band ini menandatangani kontrak dengan label pada April 2005.
Paramore melakukan perjalanan kembali ke Orlando, Florida, tetapi tak lama setelah tiba disana, Davis meninggalkan band, mengutip alasan pribadi untuk alasannya. Sisa empat anggota Paramore dilanjutkan dengan pembuatan album, menulis lagu "All We Know" tentang kepergian Davis, dan kemudian memutuskan untuk judul album mereka All We Know is Falling sebagai konsep. Album Paramore ini juga mencerminkan kesedihan. Williams menjelaskan, "Sofa di sampul All We Know is Falling dengan tidak ada seorang pun di sana dan bayangan berjalan pergi, itu semua karena Jeremy meninggalkan kami dan kami merasa seperti ada ruang kosong. Perekaman lagu telah memakan waktu tiga minggu, dan sebagai bahan promosi untuk album hanya menampilkan empat anggota yang tersisa.
Sebelum tur, band menambahkan Yohanes Hembree (gitar bass) dalam band untuk menggantikan Davis. Selama musim panas itu, Paramore ini muncul dalam Girl Shira 2005 Warped Tour. Setelah diminta oleh band , Davis kembali ke Paramore setelah lima bulan terpisah, menggantikan Hembree. All We Know Is Falling dirilis pada 24 Juli 2005, dan mencapai peringkat 30 di Billboard's Heatseekers Chart. Pada tahun 2007, Paramore dinamai oleh majalah Inggris NME sebagai salah satu dari sepuluh band yang harus diperhatikan dalam "New Noise 2007" fitur. Pada bulan Januari, band ini memainkan akustik grand ditetapkan untuk pembukaan pameran di Warped Tour pada Rock and Roll Hall of Fame, Hayley Williams dan Josh Farro adalah penulis lagu utama. Biasanya Farro pertama menulis musik, kemudian membawanya ke Williams untuk melodi dan lirik. Anggota band yang tersisa kemudian mulai mengerjakan suara dan pengaturan.
Paramore mulai merekam album kedua mereka, Riot! Pada bulan Januari 2007, produksi berakhir Maret tanpa irama gitaris Hunter Lamb (yang meninggalkan band awal tahun 2007 setelah menikah); tanpa Lamb, gitaris Farro diperlukan untuk memainkan kedua gitar pada album. Taylor York, yang pernah berada pada satu band dengan dua bersaudara Farro sebelum kedua bertemu Williams, bergabung sebagai pengganti Hunter Lamb. Setelah didekati oleh produser Neal Avron dan Howard Benson, Paramore memilih untuk merekam Riot! dengan produser asal New Jersey, David Bendeth (Your Vegas, Breaking Benjamin), merilis album pada 12 Juni 2007. Riot! Masuk dalam Billboard 200 di nomor 20 tangga lagu Inggris di urutan 24, dan menjual 44.000 minggu pertama di Amerika Serikat. Nama Riot! dipilih karena itu berarti " ledakan emosi tak terkendali tiba-tiba ", dan itu merupakan kata yang "menyimpulkan semuanya". Single pertama dari album, dirilis 21 Juni 2007, "Misery Business", menurut Williams, "lebih jujur daripada apa pun yang pernah ditulis, dan orang-orang yang cocok emosi musikal." Pada tanggal 11 Oktober 2007, video musik "crushcrushcrush" memulai debutnya di televisi Amerika Serikat sebagai single berikutnya dari Riot!. Video klip "crushcrushcrush" menampilkan band memainkan musik dalam padang pasir yang tandus,dan sedang dimata-matai, dan kemudian band ini menghancurkan peralatan mereka. Lagu "Decode" adalah lagu tunggal untuk soundtrack film berbasis novel Twilight. Lagu lain yang berjudul " I Caught Myself " juga ditampilkan di soundtrack film ini.
Paramore menulis dan menyelesaikan album terbaru mereka 'The Brand New Eyes' di awal 2009. Single pertama dari 'The Brand New Eyes' yang berjudul 'Ignorance' dan dirilis tanggal 7 Juli 2009.
Paramore telah menunjukkan bahwa mereka bukan sekadar band rock. Bakat dan dedikasi mereka telah membuktikan bahwa mereka dapat menangani hampir semuanya. Kita semua memiliki cinta dan gairah untuk musik ini, kata Josh. Kami membuat sambungan dengan fans kami yang membuat perbedaan dalam hidup mereka. Hayley menyimpulkan, Kami ingin semua orang mendengar album ini. Kami ingin mengambil sejauh kita bisa. RIOT! adalah segala sesuatu yang pernah kita ingin mengatakan pada satu album. Jika semua berakhir hari ini, inilah yang ingin untuk dikenang.
Pada usia 13 tahun, Williams(vokalis) pindah dari kota kelahirannya Meridian, Mississippi ke Tennessee, di mana ia bertemu 2 bersaudara, Josh dan Zac Farro. Sebelum membentuk Paramore, Williams dan bassist Jeremy Davis ambil bagian dalam band beraliran punk bernama Factory. Sedangkan Farro bersaudara telah sering berlatih band bersama stelah lulus sekolah. Para anggota Paramore sebelum membentuk band ini merasa gelisah karena adany Williams, ditakutkan band ini menjadi berimage cewek, namun karena mereka berteman baik, pikiran itu pun hilang.
Band ini resmi dibentuk oleh Josh Farro (lead guitar / vokal latar), Zac Farro (drum), Jeremy Davis (bas gitar) dan Hayley Williams (lead vocals) pada tahun 2004, dengan penambahan adanya penambahan dengan masuknya tetangga Williams, Jason Bynum (rhythm guitar). Menurut Williams, nama "Paramore" berasal dari nama ibu dari salah satu pemain bass pertama mereka. Setelah band ini belajar makna dari huruf sebunyi paramour ("secret lover"), mereka memutuskan untuk mengadopsi nama, menggunakan ejaan Paramore. Lagu “Conspiracy” merupakan lagu pertama yang mereka tulis bersama-sama, dimasukkan pada album pertama mereka. Jimmy Eat World dan Sunny Day Real Estate dianggap sebagai dua band berpengaruh pada mereka. Selama tahun-tahun berikutnya, Paramore melakukan tour di berbagai tempat di luar daerah Nashville, termasuk festival konser Purple Door dan Warped Tour. John Janick, CEO dan pendiri label musik Fueled by Ramen, memegang demo lagu band Paramore dan pergi ke sebuah tempat bernama Taste of Chaos terdapat di Orlando, Florida untuk melihat band tampil langsung. Setelah hanya tampil di sebuah gudang, band ini menandatangani kontrak dengan label pada April 2005.
Paramore melakukan perjalanan kembali ke Orlando, Florida, tetapi tak lama setelah tiba disana, Davis meninggalkan band, mengutip alasan pribadi untuk alasannya. Sisa empat anggota Paramore dilanjutkan dengan pembuatan album, menulis lagu "All We Know" tentang kepergian Davis, dan kemudian memutuskan untuk judul album mereka All We Know is Falling sebagai konsep. Album Paramore ini juga mencerminkan kesedihan. Williams menjelaskan, "Sofa di sampul All We Know is Falling dengan tidak ada seorang pun di sana dan bayangan berjalan pergi, itu semua karena Jeremy meninggalkan kami dan kami merasa seperti ada ruang kosong. Perekaman lagu telah memakan waktu tiga minggu, dan sebagai bahan promosi untuk album hanya menampilkan empat anggota yang tersisa.
Sebelum tur, band menambahkan Yohanes Hembree (gitar bass) dalam band untuk menggantikan Davis. Selama musim panas itu, Paramore ini muncul dalam Girl Shira 2005 Warped Tour. Setelah diminta oleh band , Davis kembali ke Paramore setelah lima bulan terpisah, menggantikan Hembree. All We Know Is Falling dirilis pada 24 Juli 2005, dan mencapai peringkat 30 di Billboard's Heatseekers Chart. Pada tahun 2007, Paramore dinamai oleh majalah Inggris NME sebagai salah satu dari sepuluh band yang harus diperhatikan dalam "New Noise 2007" fitur. Pada bulan Januari, band ini memainkan akustik grand ditetapkan untuk pembukaan pameran di Warped Tour pada Rock and Roll Hall of Fame, Hayley Williams dan Josh Farro adalah penulis lagu utama. Biasanya Farro pertama menulis musik, kemudian membawanya ke Williams untuk melodi dan lirik. Anggota band yang tersisa kemudian mulai mengerjakan suara dan pengaturan.
Paramore mulai merekam album kedua mereka, Riot! Pada bulan Januari 2007, produksi berakhir Maret tanpa irama gitaris Hunter Lamb (yang meninggalkan band awal tahun 2007 setelah menikah); tanpa Lamb, gitaris Farro diperlukan untuk memainkan kedua gitar pada album. Taylor York, yang pernah berada pada satu band dengan dua bersaudara Farro sebelum kedua bertemu Williams, bergabung sebagai pengganti Hunter Lamb. Setelah didekati oleh produser Neal Avron dan Howard Benson, Paramore memilih untuk merekam Riot! dengan produser asal New Jersey, David Bendeth (Your Vegas, Breaking Benjamin), merilis album pada 12 Juni 2007. Riot! Masuk dalam Billboard 200 di nomor 20 tangga lagu Inggris di urutan 24, dan menjual 44.000 minggu pertama di Amerika Serikat. Nama Riot! dipilih karena itu berarti " ledakan emosi tak terkendali tiba-tiba ", dan itu merupakan kata yang "menyimpulkan semuanya". Single pertama dari album, dirilis 21 Juni 2007, "Misery Business", menurut Williams, "lebih jujur daripada apa pun yang pernah ditulis, dan orang-orang yang cocok emosi musikal." Pada tanggal 11 Oktober 2007, video musik "crushcrushcrush" memulai debutnya di televisi Amerika Serikat sebagai single berikutnya dari Riot!. Video klip "crushcrushcrush" menampilkan band memainkan musik dalam padang pasir yang tandus,dan sedang dimata-matai, dan kemudian band ini menghancurkan peralatan mereka. Lagu "Decode" adalah lagu tunggal untuk soundtrack film berbasis novel Twilight. Lagu lain yang berjudul " I Caught Myself " juga ditampilkan di soundtrack film ini.
Paramore menulis dan menyelesaikan album terbaru mereka 'The Brand New Eyes' di awal 2009. Single pertama dari 'The Brand New Eyes' yang berjudul 'Ignorance' dan dirilis tanggal 7 Juli 2009.
Paramore telah menunjukkan bahwa mereka bukan sekadar band rock. Bakat dan dedikasi mereka telah membuktikan bahwa mereka dapat menangani hampir semuanya. Kita semua memiliki cinta dan gairah untuk musik ini, kata Josh. Kami membuat sambungan dengan fans kami yang membuat perbedaan dalam hidup mereka. Hayley menyimpulkan, Kami ingin semua orang mendengar album ini. Kami ingin mengambil sejauh kita bisa. RIOT! adalah segala sesuatu yang pernah kita ingin mengatakan pada satu album. Jika semua berakhir hari ini, inilah yang ingin untuk dikenang.
ini lah pemain skateboard yg mengharumkan negara kita
Skateboard, apa sih itu? hehehe…mungkin bagi kalian yang belum tahu nama olahraga ini akan bertanya-tanya, tapi kalo ada yang menyebut Tony Hawk, pastinya akan terlintas dikepala kita tentang seseorang yang lihai dalam mengayuhkan kakinya serta memainkan trick-trick menggunakan kaki ke sebuah papan berukuran 7,5 inch yang beralaskan sebuah grip tape (semacam kertas amplas, untuk menunjang daya cengkram sepatu pemain skateboard) dan memiliki 4 roda dibagian bawah papan tersebut. Papan skateboard atau nama lainnya yaitu Deck memiliki bermacam-macam variasi dan merk dengan bentuk yang tidak jauh berbeda. Adapun apabila ingin ayunannya lebih cepat dan lancar maka susunan atas trucks(tempat bersandar roda),bearing nya pun harus berkualitas tinggi tentunya (kisaran harga minimum untuk pembelian papan skateboard adalah Rp.2.000.000,- complete). Skateboard bukan seperti olahraga lain yang membutuhkan kesolidan team melainkan membutuhkan kesolidan antara si Skateboarder dengan Jiwa nya sendiri.
Oke, gw harap kalian udah faham yah tentang apa itu Skateboard. Nah..sekarang gw mau cerita tentang satu orang pemain skateboard atau lebih simplenya disebut sebagai Skateboarder yang berasal dari Bandung, seorang pemuda yang telah sukses mengharumkan negaranya Indonesia di tingkat Internasional pada kejuaraan DEW Skateboard di United State Of America. Nama lengkap beliau adalah Pevi Permana Putra, dan beliau disponsori oleh Billabong.
Berita ini gw dapet dari kaskus kemarin, terus terang gw sangat tertarik sekali dengan berita ini karena kekaguman gw terhadap dunia Skateboard. beberapa komentar di kaskus mengatakan bahwa Pevi ini dikenal sangat ahli dalam melakukan trick yang tingkat kesulitannya cukup tinggi yaitu 360flip.
Pada tanggal 24-25 juli 2009, Pevi Permana Putra maen di USA The DEW tour 2009 bareng pemain pemain pro seperti Tony Hawk, Ryan Sheckler, Tony Trujillo, Paul Rodriguez, David Gonzalez,Eric Koston dan pemain profesional skateboard lainnya. Keren banget yah, hebatnya lagi dia juga berhasil mengalahkan peringkat pemain pro yang sudah lama berkecimpung di dunia skateboard tingkat internasional salah satunya Eric Koston.
Hebat!! Salut buat Pevi!! Unbelieveable!!!
Mengutip perkataan Pevi mengenai Indonesia “Saya tidak akan mengharumkan nama Indonesia, tapi saya akan mengharumkan dunia Skateboard Indonesia”. Kenapa seorang pengharum bangsa bisa mengatakan hal demikian? tentunya ini untuk pelajaran kepada Pemerintah Indonesia yang kurang peduli terhadap Olahraga luar biasa ini, padahal Skateboard itu sendiri sudah berdiri di Indonesia sejak lama yang di naungi oleh sebuah organisasi Skateboard bernama ISA (Indonesia Skateboarding Association), coba deh kita perhatikan nama organisasi tersebut..padahal udah bawa nama Indonesia tapi rasanya Pemerintah Indonesia itu sendiri kurang mendukung dunia skateboard. Hal ini terbukti kurangnya tempat bermain skateboard atau disebut juga Skatepark, walaupun sempat ada beberapa tentunya hasil usaha para skateboarder itu sendiri. Semoga dengan adanya Pevi, pemerintah Indonesia bisa memulai untuk peduli terhadap olahraga Skateboard.
Sekali lagi gw ucapin Selamat dan Terimakasih kepada Pevi Permana Putra yang telah mengharumkan bangsa ini, Semoga Sukses selalu dan menjadi teladan untuk kami selaku putra bangsa.
Oke, gw harap kalian udah faham yah tentang apa itu Skateboard. Nah..sekarang gw mau cerita tentang satu orang pemain skateboard atau lebih simplenya disebut sebagai Skateboarder yang berasal dari Bandung, seorang pemuda yang telah sukses mengharumkan negaranya Indonesia di tingkat Internasional pada kejuaraan DEW Skateboard di United State Of America. Nama lengkap beliau adalah Pevi Permana Putra, dan beliau disponsori oleh Billabong.
Berita ini gw dapet dari kaskus kemarin, terus terang gw sangat tertarik sekali dengan berita ini karena kekaguman gw terhadap dunia Skateboard. beberapa komentar di kaskus mengatakan bahwa Pevi ini dikenal sangat ahli dalam melakukan trick yang tingkat kesulitannya cukup tinggi yaitu 360flip.
Pada tanggal 24-25 juli 2009, Pevi Permana Putra maen di USA The DEW tour 2009 bareng pemain pemain pro seperti Tony Hawk, Ryan Sheckler, Tony Trujillo, Paul Rodriguez, David Gonzalez,Eric Koston dan pemain profesional skateboard lainnya. Keren banget yah, hebatnya lagi dia juga berhasil mengalahkan peringkat pemain pro yang sudah lama berkecimpung di dunia skateboard tingkat internasional salah satunya Eric Koston.
Hebat!! Salut buat Pevi!! Unbelieveable!!!
Mengutip perkataan Pevi mengenai Indonesia “Saya tidak akan mengharumkan nama Indonesia, tapi saya akan mengharumkan dunia Skateboard Indonesia”. Kenapa seorang pengharum bangsa bisa mengatakan hal demikian? tentunya ini untuk pelajaran kepada Pemerintah Indonesia yang kurang peduli terhadap Olahraga luar biasa ini, padahal Skateboard itu sendiri sudah berdiri di Indonesia sejak lama yang di naungi oleh sebuah organisasi Skateboard bernama ISA (Indonesia Skateboarding Association), coba deh kita perhatikan nama organisasi tersebut..padahal udah bawa nama Indonesia tapi rasanya Pemerintah Indonesia itu sendiri kurang mendukung dunia skateboard. Hal ini terbukti kurangnya tempat bermain skateboard atau disebut juga Skatepark, walaupun sempat ada beberapa tentunya hasil usaha para skateboarder itu sendiri. Semoga dengan adanya Pevi, pemerintah Indonesia bisa memulai untuk peduli terhadap olahraga Skateboard.
Sekali lagi gw ucapin Selamat dan Terimakasih kepada Pevi Permana Putra yang telah mengharumkan bangsa ini, Semoga Sukses selalu dan menjadi teladan untuk kami selaku putra bangsa.
Langganan:
Postingan (Atom)
my music
Free Music at divine-music.info